Ketidakrealistisan Tanda Ketidakdewasaan

6:14 PM

Rumput tetangga memang selalu lebih hijau, bukan? Dari situ, kadang kita merasa iri saat melihat orang lain dapat selangkah atau bahkan seribu langkah lebih maju dibanding kita. Mengapa? Jawabannya adalah kamu tidak tahu sekeras apa usaha dan perjuangan mereka, kamu tidak tahu masa-masa sulit apa yang telah mereka lewati sehingga mereka bisa lebih realistis dibandingkan kamu, mereka bisa lebih realistis dibandingkan aku. They faced any risk over their own choices and be brave to accomplish new achievements. It's not about to forget the past, but to learn and make another progress.

Ketidakrealistisan membuat kita merasa tidak percaya diri menjalani hari esok.
Ketidakrealistisan membuat kita seakan tidak mampu menjalani hal yang tidak biasa kita lakukan.
Ketidakrealistisan membuat kita takut dengan peristiwa selanjutnya yang akan terjadi.

Bagi saya, hasil dari ketidakrealistisan adalah ketidakdewasaan.
Ketidakdewasaan adalah dampak atas rasa tidak percaya diri atas diri kita sendiri.
Ketidakdewasaan adalah dampak ketidakmampuan kita dalam menghadapi risiko-risiko yang akan terjadi setelah detik ini.
Ketidakdewasaan adalah dampak dari rasa takut dalam mengambil keputusan.

Ada kalanya kita merasa rapuh atas dua hal tersebut,
Saya butuh beberapa hari untuk dapat berpikir jernih bila dua hal ini melanda.
Seketika ada rasa malu, ketidakbecusan, dan kesedihan yang mendalam.

Lalu apa ada manfaat dari merasa malu, merasa tidak becus, dan merasa sedih atas ketidakrealistisan dan ketidakdewasaan tersebut?
Tentu ada.
Kalau tidak ada, buat apa tulisan ini dibuat?

Dari perasaan nano-nano yang muncul, saya belajar, bahwa realistis adalah bentuk sebuah kedewasaan.
Keberanian kita dalam mengambil keputusan, menghadapi risiko terburuk atas suatu hal yang belum dapat kita pastikan.

Saya hanya butuh penguatan di dalam hati, "Just be brave, Ni! Be Brave! Don't be scare because you don't know yet what will comes to you!"

Faktanya, saat saya memberanikan diri maju selangkah demi selangkah, rasanya memang tidak semenakutkan apa yang ada di pikiran saya.
Rasa takut itu hanya memunculkan rasa khawatir yang sebenarnya tidak diperlukan.

Jadi, mulai sekarang saya akan coba mulai berani.
Berani realistis.
Berani lebih dewasa.
Agar saya bisa selangkah atau bahkan seribu langkah lebih maju dibanding kalian.

You Might Also Like

0 comments